muhimapro pendidikan ipa universitas pancasakti tegal tahun 2017


logo hmps pendidikan ipa universitas pancasakti tegal

Alhamdulillah pada hari jumat tanggal 11 agustus 2017 acara muhimapro pendidikan ipa universitas pancasakti tegal tahun 2017 dapat berjalan dengan lancar. Dengan hasil:
ketua HMPS Pendidikan IPA M. Ardi Setiawan dan wakil Ayu. Semoga kalian

Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
1. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)


PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan

KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM  FISIKA DASAR

KEGIATAN : III KALORIMETER



Disusun oleh :
Kelompok  : 1
Semester / Kelas  : III / 3A
Anggota Kelompok  : 
Dhio Fathi Rabbani (1815500011)
Indri Puspita Sari (1815500019)
Nurma Yuniarsih (1815500001)
Rizki Rismawati (1815500027)
Windi Widiawati (1815500004)
Dosen Pengampu  : Retna Kusuma Astuti M.Sc.

PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika yang memiliki satuan. Kalor tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan atau kita ketahui. Pengukuran –
pengukuran kalor sangat berkaitan dengan kalor jenis zat. Pengukuran kalor menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. Kalorimeter terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah diketahui.
Dengan kalorimeter dapat mengukur kalor jenis suatu zat. Dan dengan kalorimeter dapat mengetahiu bahwa adanya kalor dapat mengubah wujud zat. Sedangkan aplikasi penggunaan kalorimeter dalam kehidupan sehari – hari misalnya setrika listrik, rice cooker dan lain sebagainya. Dimana alat – alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor seperti pada kalorimeter.

1.2. Tujuan 
  • Menentukan kapasitas kalor kalorimeter alumunium
  • Menentukan kalor jenis suatu logam
  • Menentukan kalor lebur es

1.3. Waktu dan Tempat 
Hari / Tanggal : Senin, 10 Oktober 2016
Pukul : 08.00 - Selesai
Tempat : Laboratorium Fisika
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah. Jika kalor jenis zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung. Energi ternal adalah energi kinetik acak dari partikel yang menurun suatu sistem panas . Q adalah energi ternal yang berpindah dari suatu sistem yang lain yang mengalami kontak dengannya, tetapi benda pada temperatur yang lebih rendah. Satuannya adalah Joule. Dalam mekanisme penyerapan atau pelepasan kalor oleh suatu benda berlaku hukum kekekalan energi “ Kalor yang dilepaskan akan sama dengan kalor yang diserap “. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Joseph Black dan dikenal istilah Asas Black : 
 Q serap = Q lepas

1.2. Kapasitas Kalor
Bila sejumlah kalor atau energi panas diberikan pada suatu zat, maka suhu zat itu tentu akan naik (kecuali pada saat perubahan wujud, misalnya air menguap atau es mencari). Banyaknya kalor (Q) yang diperlukanuntuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur (delta T ) zat tersebut. Secara matematis dapat ditulis,
Q = C. delta T 
dengan C merupakan kapasitas kalor zat.
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor atau energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suatu benda sebesar   atau  . Oleh karena satuan untuk kalor adalah joule dan satuan suhu adalah kelvin, maka satuan untuk kapasitas kalor adalah Joule / Kelvin  .

1.3. Kalor Jenis
Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilogram. Zat itu sebesar  1 derajat celcius  atau 1 derajat kelvin. Atau dengan kata lain, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur (delta T) dan massa (m) zat tersebut. Secara matematis hubungan tersebut :  
Q = m c delta T 
dengan: m massa zat dan c : kalor jenis.
Berdasarkan persamaan tersebut, maka satuan jenis suatu zat adalah Joule/kg.k (j/kg.k) Kalor jenis suatu zat merupakan sifat termal zat terhadap kemampuannya menyerap kalor. Nilai kalor jenis zat tentu akan beragam, tergantung pada kemampuan masing -  masing zat dalam menyerap kalor.

1.4. Kalor Laten
Bila sejumlah kalor ditambahkan pada suatu zat akan menyebabkan kenaikan suhu zat tersebut. Bila kalor tersebut terus menerus ditambahkan kalor, maka suatu ketika zat tersebut akan berubah wujud. Kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk berubah wujud dinamakan Kalor Laten (L), dan besarnya kalor laten ini berbeda – beda, tergangung dari jenis zatnya. Besarnya kalor yang diperlukan pada perubahan wujud suatu benda dinyatakan : 
Q = m.L 
dengan L merupakan kalor laten
Nilai kalor laten zat ini bergantung dari proses perubahan wujud yang terjadi. Pada saat benda melebur, maka kalor laten yang digunakan adalah kalor laten lebur atau kalor beku. Pada saat benda menguap, maka kalor laten yang digunakan adalah kalor laten didih dan biasanya disebut kalor didih atau kalor uap.
III. METODE
3.1 Alat dan Bahan
Nama Alat                          Jumlah
Termometer (2 buah)
Beakaer Alumunium (1)
Isolasi Pelindung (1)
Neraca 4 Lengan (1)
Gelas Kimia (1)
Pembakar Spirtus (1)
Klem / Bosshead Universal (1)
Dasar Statif (1)
Kaki Statif (1)
Batang Statif Panjang (1)
Batang Statif Pendek (2)
Klem Penjepit (1)
Kubus Logam (1)
Es Batu (secukupnya)

3.2 Cara Kerja
A. Kapasitas Kalor
  1. Menyiapkan alat -  alat percobaan kapasitas kalor kecuali kubuslogam dan es batu dan merangkai alat percobaan.
  2. Menimbang kalorimeter kosong kemudian mengisi dengan air sehingga   bagian dan menimbang lagi.
  3. Menentukan massa air tersebut. Kemudian mengukur suhu kalorimeter dan air tersebut sebagai  
  4. Mengisi gelas kimia dengan air hingga   bagian kemudian mempanaskan perlahan – lahan hingga merata dan mencatat suhu air yang dipanasi tersebut sebagai .
  5. Menuangkan air panas sebelumnya kedalam kalorimeter mengaduk perlahan – lahan sehingga mencapai suhu kesetimbangan  .
  6. Menimbang kembali kalorimeter bersama air campuran.
  7. Mengulangi langkah 1 – 5 dengan suhu air dipanasi. Bervariasi (minimal 3 kali)
B. Kalor Jenis
  1. Menyiapkan alat – alat percobaan dan merangkai alat percobaan.
  2. Mengikat  kubus logam dengan benang kemudian menimbang massanya.
  3. Mengisi gelas kimia dengan air sehingga   bagian kemudian menggantungkan kubus didalam gelas kimia sehingga logam tercelup seluruhnya dan memanaskan hingga mendidih. Mencatat suhunya  .
  4. Menimbang beaker alumunium kosong, mencatat massanya mk.
  5. Mengisi beaker alumunium dengan air   bagian kemudian menimbang,   dan mencatat suhunya  .
  6. Mengangkat logam air mendidih kemudian memasukkan ke dalam kalorimeter.
  7. Mengaduk – aduk perlahan logam ke dalam air sampai suhunya konstan dan mencatat suhu akhir tersebut  .

C. Kalor Lebur ES

  1. Mempersiapkan peralatan dan merangkai alat.
  2. Menimbang beaker alumunium kosong, mencatat massanya mk.
  3. Mengisi beaker alumunium dengan air   bagian kemudian menimbang,   dan mencatan suhu  .
  4. Memasukkan sepotong es yang sudah dikeringkan dengan kertas saring kedalam kalorimeter dan mengaduk – aduk sampai merata, tepat setelah es mencari seluruhnya. mencatat suhu akhirnya
  5. menimbang kalorimeter plus air es  .
  6. mengulangi langkah 15 – 19 dengan variasi massa es dengan massa air dalam beaker alumunium tetap.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
A. Kapasitas Kalor
B. Kalor Jenis


C. Kalor Lebur Es


4.2 Analisa Data
a. kapasitas kalor
b. kalor jenis


c. kalor lebur es

4.3 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel diatas maka dapat diketahui jenis bahan yang berpengaruh terhadap kalor jenis yang dihasilkan. Bahan yang sama dapat memberikan perbedaan besar kalor jenis, jika suhunya berbeda. Suhu awal logam  , suhu yang dipakai pada percobaan ini semakin menurun. Massa air yang dipakai sama 125,81. Bahan yang dipakai gold dengan 3x tahap percobaan dengan variasi suhu yang berbeda – beda.
Pada kalor lebur es, percobaan ini menggunakan variasi massa es yang berbeda – beda dengan selisih 5kg, massa air yang digunakan tetap 120. Semakin banyak massa es yang digunakan maka semakin rendah suhu air campuran tersebut.
Pada kapasitas kalor, percobaan ini menggunakan variasi suhu air yang dipanasi ( ). Suhu akhir   dengan suhu awal   pada saat menimbang massa kalorimeter yang berbeda – beda, dikarenakan massa kalorimeter yang digunakan berbeda – beda, kalorimeter yang digunakan pada percobaan ini ada 2.
Pada hasil praktikum ini telah sesuai dengan Asas Black yang berbunyi “ Jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah kalor yang diserap “. Dimana jumlah kalor yang dilepas oleh bahan gold, es, air panas sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh air. Sehingga akhirnya mencapai suhu tetap yang tidak berubah naik atau turun lagi.
V. PENUTUP
a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum ini, antara lain :
  • Semakin mudah bahan menghantarkan panas, maka kalor jenis bahan semakin besar. Hampir semua suhu akhir baik peercobaan menentukan kalor jenis menghasilkan setengah dari suhu awal.
  • Suhu akhir pada kalor lebur menghasilkan hampir setengah dari suhu awal. Massa air yang dipakai sama.
  • Suhu akhir pada kapasitas kalor menghasilkan hamper setengah dari suhu awal. Massa kalorimeternya berbeda-beda, dikarenakan massa kalorimeternya berbeda-beda.
  • Praktrikum ini tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Asas Black.

b. Saran
Pada praktikum ini praktikum harus sudah memahami  cara kerja dengan baik agar mengulang praktikum karena kesalahan cara kerja. Namun keberuntungannya kesalahan tidak berakibat fatal. Untuk kedepannya semoga praktikum berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Diktat praktikum fisika Pendidikan IPA UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL



PERAMBATAN DAN PEMANTULAN CAHAYA


LAPORAN PRAKTIKUM  FISIKA DASAR

KEGIATAN : I. PERAMBATAN DAN PEMANTULAN CAHAYA


Disusun oleh             :
Kelompok                  : 1
Semester / Kelas      : III / 3A
Anggota Kelompok  :
  • Dhio Fathi Rabbani   (1815500011)
  • Indri Puspita Sari      (1815500019)
  • Nurma Yuniarsih       (1815500001)
  • Rizki Rismawati         (1815500027)
  • Windi Widiawati         (1815500004)
Dosen Pengampu     : Retna Kusuma Astuti M.Sc.


PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa dewasa kini penggunaan cahaya sudah pada semua bidang, dari yang mudah hingga yang sulit. Cahaya tersebut bisa merambat maupun memantul. Penggunaannya bisa dengan kompor tenaga surya, spion kendaraan, pencahayaan pada fotografi dan lainnya.Perambatan cahaya memiliki beberapa sifat dan pemantulan cahaya juga memiliki hukumnya tersendiri. Dari pernyataan-pernyataan diatas maka praktikum ini diselenggarakan, yaitu untuk memenuhi sifat perambatan cahaya dan menyelidiki pemantulan cahaya pada cermin datar.

1.2 Tujuan

Pada praktikum ini memiliki beberapa tujuan, seperti berikut : 
  • Memahami sifat perambatan cahaya 
  • Menyelidiki pemantulan cahaya pada cermin datar

1.3 Waktu dan Tempat

Waktu             : 19 Desember 2016
Tempat            : Laboratorium Biologi SMA Pancasakti Tegal

II. LANDASAN TEORI

2.1 Cahaya

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dalam spektrum zona sinar tampak. Bergerak dengan kecepatan sebesar 2,9983 x 108 m/s. Mampu merambat tanpa medium diruang hampa. Salah satu cahaya adalah merambat lurus. Selain merambat lurus cahaya juga dapat dipantulkan jika mengenai suatu permukaan.

2.2 Perambatan Cahaya dan Sifatnya

Perambatan cahaya disebut juga sebagai sinar. Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya merambat menurut garis lurus. Bukti cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam ruangan yang gelap. Demikian pula pada berkas lampu sorot pada malam hari. Berkas-berkas itu tampak sebagai batang putih yang lurus.
Sifat khas dari cahaya adalah dapat menunjukan peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi.  Oleh karena itu cahaya juga dapat dianggap sebagai gelombang atau partikel.

a. Cahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombang cahaya memiliki beberapa sifat diantaranya: 
  1. Cahaya dapat dipantulkan ( refleksi ) 
  2. Cahaya dapat dibiaskan ( refraksi ) 
  3. Cahaya dapat mengalami pelenturan ( difraksi ) 
  4. Cahaya dapat dijumlahakan ( interferensi ) 
  5. Cahaya dapat diuraikan ( dispersi ) 
  6. Cahaya dapat mengalami pengutuban ( polarisasi ) 
  7. Cahaya sebagai partikel 
Contoh penerapan anggapan cahaya sebagai partikel yaitu pada efek fotolistrik , cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang distrik.

2.3 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

Cermin datar adalah cermin yang permukaan pemantulnya datar. Untuk mengetahui pembetukan bayangan pada cermin datar, paling tidak butuh minimal dua sinar datang dan mematuhi hukum pemantulan cahaya. Hukum pemantulan cahaya ialah sebagai berikut :
  • Besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul 
  • Sinar datang, sinar pantul , garis normal terletak pada bidang datar.
sama besar. Disebut bayangan maya karena bayangan tersebut dibentuk melalui perpanjangan sinar-sinar cahaya. Bila bayangan tersebut dibentuk langsung oleh sinar-sinar cahaya, tanpa ada perpanjangan sinar disebut bayangan nyata.


III. METODE

3.1 Alat dan Bahan

Nama Alat
Jumlah
Kotak cahaya
1
Pemegang kotak cahaya
1
Diafragma 1 dan 3 celah
1
Cermin kombinasi
1
Cakram optik berporos
1
Rel presisi
1
Kaki rel
2
Tumpakan berpenjepit
2
Catu cahaya
1
Kabel penghubung merah
1
Kertas A4
1
Penggaris
1

3.2 Cara Kerja.

a. Perambatan cahaya
  1. Menyiapkan alat dan merangkai alat.
  2. Menyalakan lampu, setelah itu memberi tanda pada tepi berkas cahaya dan posisi lampu.
  3. Memindahkan sumber cahaya , kemudian memberi tanda lagi.
  4. Jika titik-titik berada pada garis lurus, menggambar garis kemudian memperpanjang melewati posisi sumber cahaya.
  5. Mengulangi langkah diatas dengan variasi jarak sumber cahaya dan juga dengan memasukan diafragma celah 1 setelah itu mencatat hasilnya.

b. Pemantulan cahaya pada cermin datar
  1. Menyiapkan alat dan bahan, kemudian merangkai alat.
  2. Menyalakan lampu.
  3. Mengamati sinar yang dipantulkan oleh cermin datar.
  4. Menulis besar sudut datang dan sudut pantul pada tabel.
  5. Mengulangi langkah tadi dengan sudut datang yang berbeda-beda


IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

a.    Perambatan Cahaya
  • Percobaan 1 – 5 à perbandingan 1 : 2
  • Percobaan 6 – 10 à perbandingan 1 : 4
    b. Pemantulan Cahaya pada cermin datar
No
Sudut Datang
Sudut Pantul
1
00
00
2
200
200
3
400
400
4
600
600
5
800
800

4.2 Pembahasan dan Analisa data

a. Perambatan Cahaya
Berdasarkan data diatas dapat dibahas bahwa cahaya merambat pada kertas, pada saat percobaan/praktikum. Ruangan yang dipakai kurang gelap, alhasil perlu usaha untuk membuat ruangan disekitar alat gelap. Dari cara penutupannya menghasilkan salah satu tepi lebih panjang cahaya perambatannya dibanding sisi lain, karena yang di tutup 1 sisi dan sisi lain untuk mengamati.
Dari sini dapat di analisa bahwa sifat dari perambatan cahaya ialah dapat di biaskan (refraksi), dapat mengalami pelenturan (defraksi), dapat di pantulkan (refleksi), dapat di jumlahkan (linterferensi), dapat di uraikan (dispersi), dapat mengalami pengkutuban (polarisasi).

B.     Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

Hasil pengamatan atau percobaan membuktikan bahwa apa yang ada di landasan teori dan percobaan terbukti sama, pasalnya pada landasan teori hukumnya berbunyi “besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul”, dan hasil pengamatan 100% sama tidak meleset.

Hubungan sinar datang, garis normal dan sinar pantul menghasilkan hukum yang seperti tadi, jadi saat ada sinar yang datang menuju cermin datar dengan garis normal (garis pembeda antara asli dan bayangan) menghasilkan sinar pantul yang besar sudutnya sama besar dengan sinar datang.

Penerapan cahaya pada perambatan dan pemantulan cahaya ialah cahaya lampu mobil atau senter di malam hari, cermin.



V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sifat dari perambatan cahaya ialah sebagai gelombang dan partikel, sebagai gelombang memiliki sifat di pantulkan, di biaskan, mengalami kelenturan, di jumlahkan, di uraikan, mengalami pengkutuban. 
Besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r) dan sinar datang, sinar pantul ,garis normal, terletak pada bidang datang.

5.2 Saran

Pada saat praktikum ini disarankan pada cahaya atau ruangan yang gelap agar memudahkan praktikum. Untuk cahaya yang di keluarkan dari kotak cahaya bisa di ganti dengan “flash” yang ada di HP.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, retna kusuma. (2016). Diktat Praktikum Fisika Dasar. Prodi pendidikan IPA          FKIP UPS. Tegal. 
Parida, Nita Nurul. (2013). Makalah Sifat Perambatan Cahaya.    http://nitanurulparida.co.id/2013/04/makalah-sifat-perambatan-cahaya.html (diakses tanggal 18 september 2016) 
Tokobrokoli. (2011). cahaya.  httpsciencearsippe.wordpress.com/science-grade8/cahaya-dan-alat-optik/cahaya-3/ (Diakses tanggal 18 september 2016)

memberi password file dengan winrar











posting saya hari ini saya membahas tetang bagaimanasih cara membuat password winrar, yaitu mengunci file contohnya  foto pribadi , foto alay, dokumen penting dan lain lainya. Langsung saya saya menjelaskan membuat password atau mengunci file dengan winrar.


1. Pertama siapkan file yang akan dipassword atau dikunci dengan winrar. Blok semua file(ctrl+a) klik kanan dan pilih option add to archive…

2. Selanjutnya klik set password… pada option General. Jika option set password tidak ada berarti option tersebut berada di bar advance (jika menggunakan winrar versi lama)         
 
3. Langkah selanjutnya isikan password yang anda inginkan (contoh 123456) kemudian klik OK                                                                                       

dan hasilnya sudah jadi seperti gambar berikut ini.
 

Ketika file tersebut diklik  maka akan terlihat isi filenya dan ketika file didalamnya di buka harus memasukkan password. Maskukan password nya untuk membuka file tersubut.  Nah selesai deh.
 

 

Tapi bagaimana jika kita ingin agar misalkan file winrar yang di password ketika dibuka langsung meminta password, sehingga tidak diketahui apa saja file didalamnya. Caranya simple untuk caranya ketika adalah ketika selesai memasukkan password klik option encrypt file names.  Kemudian OK.



Sehingga jika file winrar tersebut mau  dibuka maka akan langsung meminta password. Tanpa menampilkan isi filenya

Demikian postingan kali ini apa bila ada kesalahan dalam tutorial ini mohon dimaafkan. Silahkan comen untuk kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam pembuatan tutorialnya.